Eps:: Hari ke-2 di Bali
“…stop calling stop calling I don’t wanna
talk anymore…” lagu
‘telephone’ dari Lady Gaga dari ponsel gue di pagi buta yang tiba-tiba berbunyi
membuat gue bangun dari tidur, di ponsel gue tertulis “Alma memanggil”dan pada
saat ingin gue angkat, tiba-tiba mati, ternyata Alma cumi (cuman miscall),
padahal gue dan seisi kamar sedang
pulas-pulasnya tertidur. Tiba-tiba si Alma misscall’in hape gue terus,
pencet-pencet bel kamar, dan mengetuk pintu. akhirnya gue bangun dan
membukakakan pintu untuknya,
“jegrek” suara pintu yang gue buka
“hooaam, ngapa Ma?” Tanya gue dengan wajah bantal
dengan wajah Alma yang polos, sambil nyengir Alma mengungkapkan kalimat romantisnya ke gue “Ki, gue numpang ke kamar mandi lu dong! Kamar mandi gue penuh. Hehe”
“hoaamm yaudah masuk” jawab gue sembari menguap.
beruntung banget lo, Ma. Untung saja gue belum kebelet buat aborsi jadi, gue izinin masuk.
si Alma datang ke kamar gue, dan giliran gue yang datang ke kamar dia. Disana gue bertemu Rara, Tias, Windy, Zera dan makhluk astral lainnya(?). mereka semua sedang bersiap buat mandi karena kita semua akan melakukan kegiatan Table Manner.
_
Sekitar jam 7 WITA, gue dan teman-teman s udah cantik-cantik dengan harnet yang menggantung dikepala membentuk seperti benjolan yang berpita, dan itu unyu-unyu banget (apalagi gue), dan yang berjilbab juga gak kalah cantik dan unyu pastinya karena kita bakal Table Manner di Hotel Inna Grand *yyyeeeeee* *tepuk tangan dongggg* *norakk* *abaikan~. Tapi sebelum kita barengkat, kita di haruskan buat sarapan dulu di lantai lima hotel Nirmala.
“jegrek” suara pintu yang gue buka
“hooaam, ngapa Ma?” Tanya gue dengan wajah bantal
dengan wajah Alma yang polos, sambil nyengir Alma mengungkapkan kalimat romantisnya ke gue “Ki, gue numpang ke kamar mandi lu dong! Kamar mandi gue penuh. Hehe”
“hoaamm yaudah masuk” jawab gue sembari menguap.
beruntung banget lo, Ma. Untung saja gue belum kebelet buat aborsi jadi, gue izinin masuk.
si Alma datang ke kamar gue, dan giliran gue yang datang ke kamar dia. Disana gue bertemu Rara, Tias, Windy, Zera dan makhluk astral lainnya(?). mereka semua sedang bersiap buat mandi karena kita semua akan melakukan kegiatan Table Manner.
_
Sekitar jam 7 WITA, gue dan teman-teman s udah cantik-cantik dengan harnet yang menggantung dikepala membentuk seperti benjolan yang berpita, dan itu unyu-unyu banget (apalagi gue), dan yang berjilbab juga gak kalah cantik dan unyu pastinya karena kita bakal Table Manner di Hotel Inna Grand *yyyeeeeee* *tepuk tangan dongggg* *norakk* *abaikan~. Tapi sebelum kita barengkat, kita di haruskan buat sarapan dulu di lantai lima hotel Nirmala.
Lantai 3..
Lantai 4..
Lantai 5..
*Tingggg* suara lift terbuka.
akhirnya gue beserta temen-temen gue sampai
juga di Lantai lima dan kita sarapan bareng disana.
Seusainya sarapan, gue dkk
langsung naik ke dalam bis untuk menuju Hotel Inna Grand. Seperti biasa, di dalam
bis, Gebog ditemani oleh seorang tour guide, tour guidenya masih yang kemarin,
juga kak Ridwan tour leader gebog. Tapi selama perjalanan di Bali, b’li lah
yang lebih sering bicara di dalam bis. Beliau cerita apapun tentang Bali.
Sampai ada beberapa teman gue yang tertidur mendengar ceritanya Bli, tapi gue
enggak. Gue penasaran sama apa yang di certain Bli lagipula, kalau gue
ikut-ikut tidur selama perjalan siang di Bali itu rugi, karena Bali itu indah
banget mameeeen. Gue paling suka melihat bangunan-bangunan di jalan yang bentuknya
menyerupai pura.
-Sampai di Hotel Inna Grand Bali
Beach-
Beberapa menit kemudian, tak
terasa sampai di Hotel Inna Grand Bali Beach. Disitu kedatangan rombongan dari sekolah
gue disambut dengan baik. Sebelum melakukan table manner, gue dkk sempat
foto-foto dulu dengan membelakangi Pantai Sanur. Setelah foto-foto, rombongan sekolah gue
dipersilahkan untuk naik ke lantai 10, disanalah table mannernya ^_^.
Di lantai 10 itu pemandangan
Sanurnya indaaaaahhhh banget. Semua kamar di Inna Grand mendapatkan pemandangan
sunrise yang indah. Disana juga mendapatkan materi table mannernya sekaligus praktek table manner disana juga.
Setelah melakukan table manner, kita sempat melihat aksi-aksi dari bartender
yang membuat minuman dengan cara melempar botol*entah atraksi apa itu._.*. yang
jelas Kerennnn banget itu sumpehhh apalagi bartendernya, cool abiiiisssss.
Sampai salah satu temen gue, minta foto bareng sama bartendernya. Dan yang
pasti gue nggak mau ketinggalan.
Setelah melakukan table manner,
rombongan dari sekolah gue diperbolehkan untuk memasuki salah satu ruang yang
dianggap suci di hotel itu, atau yang biasa disebut ‘Secret Room’, why? Ruang
yang bernomor 327 itu dianggap suci karena pada saat hotel ini mengalami
musibah kebakaran, dan hanya ruang itu satu-satunya lah yang masih dalam
kondisi baik.
Semua diperbolehkan masuk ke
kamar atau ruang itu kecuali, perempuan yang sedang haid. Sebelum masuk ke
ruang itu, gue dkk terutama yang habis ikut table manner dikasih himbauan dulu.
Katanya disana kita gak boleh memfoto bagian-bagian dari ruang suci tersebut,
dan juga dilarang mengambil barang disana.
Dan finally, akhirnya gue sama
teman-teman gue sampai juga di depan kamar tersebut. Ohya! Kalau kalian mau masuk kesana, jangan lupa buka
sepatu ya . dan akhirnya gue masuk juga ke kamar tersebut. Disana ada
lukisan-lukisan Nyi Roro Kidul, makanan (sajen kali ya), dan disana itu
wangiiii banget. Gue betah disana, rasanya gue ingin lama-lama di kamar itu.
Sayangnya, karna banyak yang ingin masuk ke kamar itu, akhirnya disuruh giliran
dan gue keluar. Beda pendapat sama beberapa teman gue, mereka merasa nggak
nyaman di kamar itu, mereka bilang ada sesuatu yang ganjil, dan ingin
cepat-cepat keluar.
-Sampai di Tanjung Benoa-
Setelah melakukan kegiatan di
Hotel IGBB, gue beserta rombongan dari
sekolah ingin melanjutkan perjalanan ke Tanjung Benoa, disana itu tempat nya
water sport. Sampai disana, gue jalan berdua dengan Alma dan disitu keadaan gue
dan Alma sedang haus banget. kemudian kita berdua melihat orang yang menjual
kelapa hijau. Dan disinilah kita mulai berunding:
Gue: “mbak asri(sapaan gaul buat Alma), itu kelapa ijo seger tuh”
sambil nunjuk kelapa ijo
Alma: “wiiih iya ki,boleh tuh. Berapa yak?” sambil nyengir-nyengir harap kea rah muka gue.
Alma: “wiiih iya ki,boleh tuh. Berapa yak?” sambil nyengir-nyengir harap kea rah muka gue.
Gue: “emmm kita kan pake baju sekolah nih, kaya kita naik angkot
aja. Kalo untuk anak sekolah tarif anagkot jadi 2000. Nah! Siapa tau aja kelapa jadi dua ribu” gue mulai gila.
Alma: “ett pea lu mah ih. Paling lima ribu kali ki. Nah kalo harganya 5rb, kita beli setengah batok aja, gimana?”
Gue: “dih ? setengah batok mana boleh?” Tanya gue heran.
Alma: “coba aja dulu, yaudah Tanya bli blinya dulu yuk!”
Gue: “ yauda ayo!”
Gue dan Alma berjalan semangat kearah tukang kelapa ijo itu, sambil berharap-harap kelapa tersebut harganya hanya ribu atau limaribu kebawahi. Pas ditanya…..
Alma: “ett pea lu mah ih. Paling lima ribu kali ki. Nah kalo harganya 5rb, kita beli setengah batok aja, gimana?”
Gue: “dih ? setengah batok mana boleh?” Tanya gue heran.
Alma: “coba aja dulu, yaudah Tanya bli blinya dulu yuk!”
Gue: “ yauda ayo!”
Gue dan Alma berjalan semangat kearah tukang kelapa ijo itu, sambil berharap-harap kelapa tersebut harganya hanya ribu atau limaribu kebawahi. Pas ditanya…..
Alma: “bli, harga kelapa ijo berapa bli?”
Bli: “oh 15 ribu dek”
JLEEBBBB
Gue dan Alma langsug senyum-senyum ngenes dan saling tatap-tatapan dengan pikiran yang sama: “HARGANYA LIMA BELAS RIBU WOY, TERNYATA”
Gue: “ohh yudah bli, cuman nanya aja kok, hehehe”
Gue dan Alma langsung melanjutkan jalan sambil bisik-bisik unyu membicarakan kejadian barusan, sambil kearah tempat duduk yang ada dideket pantai tanjung benoa. Disana, kita ketemu sama yang lainnya.
Bli: “oh 15 ribu dek”
JLEEBBBB
Gue dan Alma langsug senyum-senyum ngenes dan saling tatap-tatapan dengan pikiran yang sama: “HARGANYA LIMA BELAS RIBU WOY, TERNYATA”
Gue: “ohh yudah bli, cuman nanya aja kok, hehehe”
Gue dan Alma langsung melanjutkan jalan sambil bisik-bisik unyu membicarakan kejadian barusan, sambil kearah tempat duduk yang ada dideket pantai tanjung benoa. Disana, kita ketemu sama yang lainnya.
Sampai disana, gue dan
teman-teman yang lainnya nggak ke pulau
yang ada penyu-penyu nya atau biasa yang disebut Pulau Penyu, dan juga nggak menikmati wahana water sport. Karena tarifnya mahal
banget buat bocah unyu seusia kita. Akhirnya, gue dkk hanya bisa ngerumpi
dipinggir pantai. Di sela-sela rumpian,
muncul ide gila dari Tias yang mengajak
gue buat untuk bermain banana boat,TAPI DI PASIR. Katanya, kalau naik banana
boat di laut, itu udah mainstream. Dia mau yang gak mainstream. Oke! Gue
mau-mau aja.
*Asal lo tau, kalo gue udah
ketemu tuh anak (nunjuk Tias), keadaan yang awalnya normal, menjadi abnormal*
-Sampai di Pura Ulu Watu-
Setelah dari pantai , gue dan
seisi bis 1 disuruh naik bis lagi sama Kak Ridwan. Karena rombongan dari sekolah gue akan melanjutkan
perjalanan ke Pura Ulu Watu . Pura Luhur Ulu Watu atau Pura Ulu Watu merupakan pura yang terletak di
Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Badung. Pura yang terletak di ujung barat daya
Pulau Bali diatas anjungan batu karang yang terjal dan tinggi serta menjorok ke
laut. Pura Ulu Watu terletak 97 meter dari permukaan laut. menit
demi menit berlalu, sampai juga di kawasan obyek wisata tersebut, gue dkk
disuruh menggunakan selandang terlebih dahulu sebelum memasukki puranya. Sampai
didalam, gue dan teman-teman gue disambut oleh monyet-monyet unyu yang lagi
ngupasin pisang, gelayutan, dan ada juga yang ikut narsis bersama bule.
Disana gue dkk langsung naik keatas untuk melihat ombak yang ada
dibawah. Dan its soooo beautiful dengan
dihiasi oleh tebing-tebing yang tinggi disekelilingnya. Dan disitu gue sempet
terkagum-kagum dan hati unyu gue berkata “subhanallah, indah banget
ciptaan-Mu”.
seperti biasa, nggak afdol kalau nggak ngelakuin ritual: foto-foto. Gue dkk lansung foto-foto disana. Lanjut dari situ, gue dan teman-teman lansung naik ked an masuk ke dalam pura. Keluar dari sana, gue menyempatkan diri untuk foto berdua bersama monyet. Bukan hanya gue, Tias juga. Jika pengunjung lain saat berfoto tiba-tiba dikejar oleh monyet, ‘mungkin’ hanya gue dan Tiasyang justru mengejar monyet untuk diajak foto bersama.
seperti biasa, nggak afdol kalau nggak ngelakuin ritual: foto-foto. Gue dkk lansung foto-foto disana. Lanjut dari situ, gue dan teman-teman lansung naik ked an masuk ke dalam pura. Keluar dari sana, gue menyempatkan diri untuk foto berdua bersama monyet. Bukan hanya gue, Tias juga. Jika pengunjung lain saat berfoto tiba-tiba dikejar oleh monyet, ‘mungkin’ hanya gue dan Tiasyang justru mengejar monyet untuk diajak foto bersama.
Setelah lelah berfoto bersama
monyat, gue menemukan tempat yang luas untuk foto-foto. Disitu Rara, Maryam, Bilqis, gue , Pipit, Lili,
Tias, dan Lika langsung foto-foto dengan pose berjejer dan ambil gaya
masing-masing. Muncul ide diantara kita, untuk berfoto sambil loncat keatas,
supaya jadinya nanti kita terkesan seperti sedang terbang. Tapi……… takdir berkata
lain, berkali-kali difoto sambil loncat dan hasilnya itu:
Abstrak
Absurd
Ngeblur
Wajah jadi tak berbentuk lagi
ada yang hidungnya jadi terlihat makin besar,
dan hasilnya tabuh(?) sehingga layak untuk
diperbincangkan *Silet kaleeee*.
_
Langit senja mulai mengantarkan sang raja siang pergi ke singgasananya. gue dan gerombolan
balik menuju dimana bis diparkir. Ditengah perjalanan menuju parkiran, tiba-tiba
si Windy dihampiri oleh ‘Windy-ah’,
sebutan untuk fansnya Windy. meet and
greet dadakan di ulu watu itu sempat mencuri banyak perhatian pengunjung.
Anyway, Windy-ah yang menghampiri Windy
kala itu adalah seekor monyet.
“uuuk aakk uukk aakk” suara seekor Windy-ah sempat menarik perhatian pengunjung
“eehh ini gimana ini?” Windy panik banget waktu itu, karena tas yang dibawa Windy, ditarik-tarik dan digigit oleh monyet.
“lu jongkok win, lu jongkok. Cepeeeett lu jongkok, kan kata bli kalo disamperin monyet tuh jongkok, biar lu dikira temennya juga” saran gue berisik
akhirnya dengan wajah yang panik dikala itu, si Windy jongkok juga.
berarti, Sayang sekali ya pemirsah, ternyata monyet tersebut menghampiri Windy bukan karena sang monyet mengidolakan Windy, melainkan monyet itu tertarik pada hiasan yang ada ditas yang Windy bawa.
“yaaahh tas gue “ oceh Tias. Kebetulan memang tas yang dibawa Windy adalah tasnya Tias.
“tas lo bersejarah banget Yas, jangan dicuci” saran gue.
_
“uuuk aakk uukk aakk” suara seekor Windy-ah sempat menarik perhatian pengunjung
“eehh ini gimana ini?” Windy panik banget waktu itu, karena tas yang dibawa Windy, ditarik-tarik dan digigit oleh monyet.
“lu jongkok win, lu jongkok. Cepeeeett lu jongkok, kan kata bli kalo disamperin monyet tuh jongkok, biar lu dikira temennya juga” saran gue berisik
akhirnya dengan wajah yang panik dikala itu, si Windy jongkok juga.
berarti, Sayang sekali ya pemirsah, ternyata monyet tersebut menghampiri Windy bukan karena sang monyet mengidolakan Windy, melainkan monyet itu tertarik pada hiasan yang ada ditas yang Windy bawa.
“yaaahh tas gue “ oceh Tias. Kebetulan memang tas yang dibawa Windy adalah tasnya Tias.
“tas lo bersejarah banget Yas, jangan dicuci” saran gue.
_
-Krisna-
Jalanan yang berliku ditambah masuk angin membuat mata gue dan
Alma beler layaknya seorang yang mabuk, . Yeeep emang! Perjalanan menuju pusat
belanja krisna di sore itu, memang membuat gue dan Alma sempat mual. Dan sampai
di Krisna pun gue dan Alma masih mual. Gue dan Alma sudah kayak ibu-ibu yang
mau melahirkan anak diwaktu itu, soalnya kita terus memegang perut. Dengan
ditemani Rara, gue dan Alma menuju kamar mandi yang ada di Krisna sambil
dirangkul Rara. Rara itu emang temen yang care banget menurut gue. On the way
menuju kamar mandi, kita bertiga bertemu bli made yang lagi ngerumpi sama
bli-bli lainnya.
dikamar mandi, gue gue sempet oek-oek alias berusaha mengelauarkan isi perut gue sambil leher gua dipijit-pijit sama Rara. Entah Alma sedang apa di kamar mandi sebelah, apa dia melakukan hal yang sama kayak gue.??
—
dikamar mandi, gue gue sempet oek-oek alias berusaha mengelauarkan isi perut gue sambil leher gua dipijit-pijit sama Rara. Entah Alma sedang apa di kamar mandi sebelah, apa dia melakukan hal yang sama kayak gue.??
—
Di dalam toko Krisna, gue dan Alma hanya duduk dan nggak mau belanja. Entah apa alas an
Alma nggak mau belanja, tapi kalau gue sengaja
menyisihkan uang gue untuk di Malioboro nanti. Dan akhirnya kita berdua hanya
melihat-lihat foto yang sempat diambil di ulu watu tadi. Gue sama Alma ngakak tanpa
henti disitu, boleh dibilang kita berdua rame banget padahal hanya melihat hasil
foto-foto. Emang sihh,, foto yang di ulu watu itu emang absurd banget.
Tertawaan garing gue dan Alma sukses buat kita ngelupain masalah mual-mual
tadi.
-Dinner romantis di pantai
Jimbaran-
Malam itu, saatnya gue, gebog, dan rombongan dari sekolah buat
dinner romantis di pantai Jimbaran. Menu utama dinner saat itu adlah seafood.
Astagaaa !!!gue kan alergi seafood. Eitsss tapi gue beruntung karena ada kak
Ridwan yang sudah memesankan ayam
untuk yang alergi seafood kayak gue. Dan
akhirnya, gue dan Lili makan 2 potong ayam bakar dengan potongan ayam yang
besar-besar . saking besarnya akhirnya gue kasih satu potongan ayam gue ke Alma.
disitu saat gue makan sempat tergannggu karena bangku yang gue duduki dari tadi
terus masuk kedalam pasir.
setelah dinner, gue dan rombongan sempat foto-foto di di pantai jimbaran, dengan menggunakan kamera SLRnya pak Pasya. Gue nimbrung aja, mereka lagi foto-foto, dari arah yang jauh gue teriak “iiikkkuuutttaaaann donggg”, dan fix! gue berpose yang gak banget, emang malam itu makam dimana sebenarnya gue gak mood buat foto-foto, tapiiii gue gak mau ninggalin pantai jimbaran tanpa kenang-kenangan.
__
setelah dinner, gue dan rombongan sempat foto-foto di di pantai jimbaran, dengan menggunakan kamera SLRnya pak Pasya. Gue nimbrung aja, mereka lagi foto-foto, dari arah yang jauh gue teriak “iiikkkuuutttaaaann donggg”, dan fix! gue berpose yang gak banget, emang malam itu makam dimana sebenarnya gue gak mood buat foto-foto, tapiiii gue gak mau ninggalin pantai jimbaran tanpa kenang-kenangan.
__