Sabtu, 28 Juni 2014

(part 3) Study Banding dan Kunjungan Industri ke Bali-Jogja-Solo 

Eps:: Hari ke-2 di Bali
“…stop calling stop calling I don’t wanna talk anymore…”  lagu ‘telephone’ dari Lady Gaga dari ponsel gue di pagi buta yang tiba-tiba berbunyi membuat gue bangun dari tidur, di ponsel gue tertulis “Alma memanggil”dan pada saat ingin gue angkat, tiba-tiba mati, ternyata Alma cumi (cuman miscall), padahal gue dan seisi kamar  sedang pulas-pulasnya tertidur. Tiba-tiba si Alma misscall’in hape gue terus, pencet-pencet bel kamar, dan mengetuk pintu. akhirnya gue bangun dan membukakakan pintu untuknya,
“jegrek” suara pintu yang gue buka
“hooaam, ngapa Ma?” Tanya gue dengan wajah bantal
dengan wajah Alma yang polos, sambil nyengir Alma mengungkapkan kalimat romantisnya ke gue “Ki, gue numpang ke kamar mandi lu dong! Kamar mandi gue penuh. Hehe”
“hoaamm yaudah masuk” jawab gue sembari menguap.
beruntung banget lo, Ma. Untung saja gue belum kebelet buat aborsi jadi, gue izinin masuk.
si Alma datang ke kamar gue, dan giliran gue yang datang ke kamar dia. Disana gue bertemu Rara, Tias, Windy, Zera dan makhluk astral lainnya(?). mereka semua sedang bersiap buat mandi karena kita semua akan melakukan kegiatan Table Manner.
_

Sekitar jam 7 WITA,  gue dan teman-teman  s udah cantik-cantik dengan harnet yang menggantung dikepala membentuk seperti benjolan yang berpita, dan itu unyu-unyu banget (apalagi gue), dan yang berjilbab juga gak kalah cantik dan unyu pastinya  karena kita bakal Table Manner di Hotel Inna Grand *yyyeeeeee* *tepuk tangan dongggg* *norakk* *abaikan~. Tapi sebelum kita barengkat, kita di haruskan buat sarapan dulu di lantai lima hotel Nirmala.
Lantai 3..
Lantai 4..
Lantai 5..
*Tingggg* suara lift terbuka.
 akhirnya gue beserta temen-temen gue sampai juga di Lantai lima dan kita sarapan bareng disana.
Seusainya sarapan, gue dkk langsung naik ke dalam bis untuk menuju Hotel Inna Grand. Seperti biasa, di dalam bis, Gebog ditemani oleh seorang tour guide, tour guidenya masih yang kemarin, juga kak Ridwan tour leader gebog. Tapi selama perjalanan di Bali, b’li lah yang lebih sering bicara di dalam bis. Beliau cerita apapun tentang Bali. Sampai ada beberapa teman gue yang tertidur mendengar ceritanya Bli, tapi gue enggak. Gue penasaran sama apa yang di certain Bli lagipula, kalau gue ikut-ikut tidur selama perjalan siang di Bali itu rugi, karena Bali itu indah banget mameeeen. Gue paling suka melihat  bangunan-bangunan di jalan yang bentuknya menyerupai pura.
-Sampai di Hotel Inna Grand Bali Beach-
Beberapa menit kemudian, tak terasa sampai di Hotel Inna Grand Bali Beach. Disitu kedatangan rombongan dari sekolah gue disambut dengan baik. Sebelum melakukan table manner, gue dkk sempat foto-foto dulu dengan membelakangi Pantai Sanur.  Setelah foto-foto, rombongan sekolah gue dipersilahkan untuk naik ke lantai 10, disanalah table mannernya ^_^.
Di lantai 10 itu pemandangan Sanurnya indaaaaahhhh banget. Semua kamar di Inna Grand mendapatkan pemandangan sunrise yang indah. Disana juga mendapatkan materi table mannernya  sekaligus praktek table manner disana juga. Setelah melakukan table manner, kita sempat melihat aksi-aksi dari bartender yang membuat minuman dengan cara melempar botol*entah atraksi apa itu._.*. yang jelas Kerennnn banget itu sumpehhh apalagi bartendernya, cool abiiiisssss. Sampai salah satu temen gue, minta foto bareng sama bartendernya. Dan yang pasti gue  nggak mau ketinggalan.
Setelah melakukan table manner, rombongan dari sekolah gue diperbolehkan untuk memasuki salah satu ruang yang dianggap suci di hotel itu, atau yang biasa disebut ‘Secret Room’, why? Ruang yang bernomor 327 itu dianggap suci karena pada saat hotel ini mengalami musibah kebakaran, dan hanya ruang itu satu-satunya lah yang masih dalam kondisi baik.
Semua diperbolehkan masuk ke kamar atau ruang itu kecuali, perempuan yang sedang haid. Sebelum masuk ke ruang itu, gue dkk terutama yang habis ikut table manner dikasih himbauan dulu. Katanya disana kita gak boleh memfoto bagian-bagian dari ruang suci tersebut, dan juga dilarang mengambil barang disana.
Dan finally, akhirnya gue sama teman-teman gue sampai juga di depan kamar tersebut. Ohya! Kalau  kalian mau masuk kesana, jangan lupa buka sepatu ya . dan akhirnya gue masuk juga ke kamar tersebut. Disana ada lukisan-lukisan Nyi Roro Kidul, makanan (sajen kali ya), dan disana itu wangiiii banget. Gue betah disana, rasanya gue ingin lama-lama di kamar itu. Sayangnya, karna banyak yang ingin masuk ke kamar itu, akhirnya disuruh giliran dan gue keluar. Beda pendapat sama beberapa teman gue, mereka merasa nggak nyaman di kamar itu, mereka bilang ada sesuatu yang ganjil, dan ingin cepat-cepat keluar.
-Sampai di Tanjung Benoa-
Setelah melakukan kegiatan di Hotel IGBB, gue beserta rombongan  dari sekolah ingin melanjutkan perjalanan ke Tanjung Benoa, disana itu tempat nya water sport. Sampai disana, gue jalan berdua dengan Alma dan disitu keadaan gue dan Alma sedang haus banget. kemudian kita berdua melihat orang yang menjual kelapa hijau. Dan disinilah kita mulai berunding:
Gue: “mbak asri(sapaan gaul buat Alma), itu kelapa ijo seger tuh” sambil nunjuk kelapa ijo
Alma: “wiiih iya ki,boleh tuh. Berapa yak?” sambil nyengir-nyengir harap kea rah muka gue.
Gue: “emmm kita kan pake baju sekolah nih, kaya kita naik angkot aja. Kalo untuk anak sekolah tarif anagkot jadi 2000. Nah! Siapa tau aja  kelapa jadi dua ribu” gue mulai gila.
Alma: “ett pea lu mah ih. Paling lima ribu kali ki. Nah kalo harganya 5rb, kita beli setengah batok aja, gimana?”
Gue: “dih ? setengah batok mana boleh?” Tanya gue heran.
Alma: “coba aja dulu, yaudah Tanya bli blinya dulu yuk!”
Gue: “ yauda ayo!”
Gue dan Alma  berjalan semangat kearah tukang kelapa ijo itu, sambil berharap-harap kelapa tersebut harganya hanya  ribu atau limaribu  kebawahi. Pas ditanya…..
Alma: “bli, harga kelapa ijo berapa bli?”
Bli: “oh 15 ribu dek”
JLEEBBBB
Gue dan Alma langsug senyum-senyum ngenes dan saling tatap-tatapan dengan pikiran yang sama: “HARGANYA LIMA BELAS RIBU WOY, TERNYATA”
Gue: “ohh yudah bli, cuman nanya aja kok, hehehe”
Gue dan Alma langsung melanjutkan  jalan sambil bisik-bisik unyu membicarakan kejadian barusan, sambil kearah tempat duduk yang ada dideket pantai tanjung benoa. Disana, kita ketemu sama yang lainnya.
Sampai disana, gue dan teman-teman  yang lainnya nggak ke pulau yang ada penyu-penyu nya atau biasa yang disebut Pulau Penyu, dan  juga nggak menikmati  wahana water sport. Karena tarifnya mahal banget buat bocah unyu seusia kita. Akhirnya, gue dkk hanya bisa ngerumpi dipinggir pantai. Di sela-sela  rumpian, muncul ide gila dari Tias yang  mengajak gue buat untuk bermain banana boat,TAPI DI PASIR. Katanya, kalau naik banana boat di laut, itu udah mainstream. Dia mau yang gak mainstream. Oke! Gue mau-mau aja.
*Asal lo tau, kalo gue udah ketemu tuh anak (nunjuk Tias), keadaan yang awalnya normal, menjadi abnormal*
-Sampai di Pura Ulu Watu-
Setelah dari pantai , gue dan seisi bis 1 disuruh naik bis lagi sama Kak Ridwan. Karena  rombongan dari sekolah gue akan melanjutkan perjalanan ke Pura Ulu Watu . Pura Luhur Ulu Watu atau Pura Ulu Watu merupakan pura yang terletak di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Badung. Pura yang terletak di ujung barat daya Pulau Bali diatas anjungan batu karang yang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut. Pura Ulu Watu terletak 97 meter dari permukaan laut. menit demi menit berlalu, sampai juga di kawasan obyek wisata tersebut, gue dkk disuruh menggunakan selandang terlebih dahulu sebelum memasukki puranya. Sampai didalam, gue dan teman-teman gue disambut oleh monyet-monyet unyu yang lagi ngupasin pisang, gelayutan, dan ada juga yang ikut narsis bersama bule.
Disana gue dkk langsung naik keatas untuk melihat ombak yang ada dibawah. Dan  its soooo beautiful dengan dihiasi oleh tebing-tebing yang tinggi disekelilingnya. Dan disitu gue sempet terkagum-kagum dan hati unyu gue berkata “subhanallah, indah banget ciptaan-Mu”.
seperti biasa,  nggak afdol kalau nggak ngelakuin ritual: foto-foto. Gue dkk lansung foto-foto disana. Lanjut dari situ, gue  dan teman-teman lansung naik ked an masuk ke dalam pura. Keluar dari sana, gue menyempatkan diri untuk foto berdua bersama monyet. Bukan hanya gue, Tias juga. Jika pengunjung lain saat berfoto tiba-tiba dikejar oleh monyet,  ‘mungkin’ hanya gue dan Tiasyang  justru  mengejar monyet untuk diajak foto bersama.
Setelah lelah berfoto bersama monyat, gue menemukan tempat yang luas untuk foto-foto. Disitu  Rara, Maryam, Bilqis, gue , Pipit, Lili, Tias, dan Lika langsung foto-foto dengan pose berjejer dan ambil gaya masing-masing. Muncul ide diantara kita, untuk berfoto sambil loncat keatas, supaya jadinya nanti kita terkesan seperti sedang terbang. Tapi……… takdir berkata lain, berkali-kali difoto sambil loncat dan hasilnya itu:
 Abstrak
 Absurd
 Ngeblur
Wajah jadi tak berbentuk lagi
 ada yang hidungnya jadi terlihat makin besar,
 dan hasilnya tabuh(?) sehingga layak untuk diperbincangkan *Silet kaleeee*.
_
Langit senja mulai mengantarkan sang raja siang  pergi ke singgasananya. gue dan gerombolan balik menuju dimana bis diparkir. Ditengah perjalanan menuju parkiran, tiba-tiba si Windy dihampiri oleh  ‘Windy-ah’, sebutan untuk fansnya Windy.  meet and greet dadakan di ulu watu itu sempat mencuri banyak perhatian pengunjung. Anyway,  Windy-ah yang menghampiri Windy kala itu adalah seekor monyet.
“uuuk aakk uukk aakk” suara seekor Windy-ah sempat menarik perhatian pengunjung
“eehh ini gimana ini?” Windy panik banget waktu itu, karena tas yang dibawa Windy, ditarik-tarik dan digigit oleh monyet.
“lu jongkok win, lu jongkok. Cepeeeett lu  jongkok, kan kata bli kalo disamperin monyet tuh jongkok, biar lu dikira temennya juga” saran gue berisik
akhirnya dengan wajah yang panik dikala itu, si Windy jongkok juga.
 berarti,  Sayang sekali ya pemirsah, ternyata monyet tersebut menghampiri Windy bukan karena sang monyet mengidolakan Windy, melainkan monyet itu tertarik pada hiasan yang ada ditas yang Windy bawa.
“yaaahh tas gue “ oceh Tias. Kebetulan memang tas yang dibawa Windy adalah tasnya Tias.
“tas lo bersejarah banget Yas, jangan dicuci” saran gue.
_
-Krisna-
Jalanan yang berliku ditambah masuk angin membuat mata gue dan Alma beler layaknya seorang yang mabuk, . Yeeep emang! Perjalanan menuju pusat belanja krisna di sore itu, memang membuat gue dan Alma sempat mual. Dan sampai di Krisna pun gue dan Alma masih mual. Gue dan Alma sudah kayak ibu-ibu yang mau melahirkan anak diwaktu itu, soalnya kita terus memegang perut. Dengan ditemani Rara, gue dan Alma menuju kamar mandi yang ada di Krisna sambil dirangkul Rara. Rara itu emang temen yang care banget menurut gue. On the way menuju kamar mandi, kita bertiga bertemu bli made yang lagi ngerumpi sama bli-bli lainnya.
dikamar mandi, gue gue sempet oek-oek alias berusaha mengelauarkan isi perut gue sambil leher gua dipijit-pijit sama Rara. Entah Alma sedang apa di kamar mandi sebelah, apa dia melakukan hal yang sama kayak gue.??
  Di dalam toko Krisna, gue dan Alma hanya  duduk dan nggak mau belanja. Entah apa alas an Alma  nggak mau belanja, tapi kalau gue sengaja menyisihkan uang gue untuk di Malioboro nanti. Dan akhirnya kita berdua hanya melihat-lihat foto yang sempat diambil di ulu watu tadi. Gue sama Alma ngakak tanpa henti disitu, boleh dibilang kita berdua rame banget padahal hanya melihat hasil foto-foto. Emang sihh,, foto yang di ulu watu itu emang absurd banget. Tertawaan garing gue dan Alma sukses buat kita ngelupain masalah mual-mual tadi.
-Dinner romantis di pantai Jimbaran-
Malam itu, saatnya gue, gebog, dan rombongan dari sekolah buat dinner romantis di pantai Jimbaran. Menu utama dinner saat itu adlah seafood. Astagaaa !!!gue kan alergi seafood. Eitsss tapi gue beruntung karena ada kak Ridwan yang sudah memesankan  ayam untuk  yang alergi seafood kayak gue. Dan akhirnya, gue dan Lili makan 2 potong ayam bakar dengan potongan ayam yang besar-besar . saking besarnya akhirnya gue kasih satu potongan ayam gue ke Alma. disitu saat gue makan sempat tergannggu karena bangku yang gue duduki dari tadi terus masuk kedalam pasir.
setelah dinner, gue dan rombongan sempat foto-foto di di pantai jimbaran, dengan menggunakan kamera SLRnya pak Pasya. Gue nimbrung aja, mereka lagi foto-foto, dari arah yang jauh gue teriak “iiikkkuuutttaaaann donggg”, dan fix! gue berpose yang gak banget, emang malam itu makam dimana sebenarnya gue gak mood buat foto-foto, tapiiii gue gak mau ninggalin pantai jimbaran tanpa kenang-kenangan.

__

Tidak ada komentar:

Posting Komentar